Minggu, 09 November 2008

Bila Cobaan Mendera

Korintus merupakan kota pelabuhan yang mempunyai keberagaman budaya, suku dan kepercayaan yang mempengaruhi corak hidup berjemaat. Munculnya pengutamaan karunia tertentu ini menyebabkan perpecahan. Di jemaat itu terbentuk kelompok idola, pandangan yang sempit terhadap perkawinan, dlsb. Jemaat Kristen di sana terpilah-pilah berdasarkan tokoh yang diidolakan; ada yang mengklaim pengikut Paulus, pengikut Yesus, atau pengikut Kefas. Semuanya dapat memicu kehancuran sebuah persekutuan.

Hubungan yang indah yang telah diciptakan Tuhan dalam jemaat bisa dirusak oleh kepentingan pribadi atau golongan. Oleh karena itu rasul Paulus mengajak agar jemaat dapat menciptakan hubungan yang indah baik terhadap Tuhan maupun dengan sesama jemaat. Kemiskinan, bencana alam, kepahitan, pencobaan bisa saja merusak hubungan manusia dengan Allah. Jika semua kesulitan itu tidak dipandang dalam kerangka iman maka akan semakin jauhlah hubungan manusia dengan Allah.

Semakin dekatnya manusia kepada Allah memang meresahkan kuasa jahat, iblis. Maka dia berusaha memanfaatkan berbagai momen dalam hidup manusia agar mereka tidak lagi menyembah kepada Tuhan. Bila hidup keluarga mengalami pencobaan, maka bisa muncul dua sikap, yaitu menerima, dan menolak. Lautan tenang memang sering membuat kita tertidur dengan hembusan angin. Namun ketika badai datang maka keterkejutan membuat iman hilang harganya. Kita tidak pernah tahu bilamana mengalami hal-hal itu .

Memiliki keluarga yang harmonis menjadi idaman setiap orang yang percaya, namun hal ini bisa dirusak oleh kejadian-kejadian yang luar biasa yang mendera kehidupan kita. Bisa saja iman kita menjadi terjatuh, goyah, kehilangan kemudi, namun syukurlah kemudian bila bangun dan berdiri lagi. Keluarga yang dahulunya setia ketika mulai bangkrut, imannya mulai pudar. Keluarga yang dahulu mengasihi Allah kemudian karena bencana alam berubah setia. Berbagai macam peristiwa bisa mempengaruhi iman kita kepada Tuhan.

Pencobaan bukan dari Tuhan, kata Yakobus, tetapi karena keinginan diri sendiri untuk memenuhi apapun yang menjadi kerinduannya. Pencobaan bukan dosa, namun bila kita telah jatuh ke bawah kuasanya dan dikendalikan olehnya maka di situlah dosa mulai bersemayam. Pencobaan yang berlaku dalam hidup kita ada dalam kuasa Allah. Ketika kita mengalaminya maka Tuhan akan memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. Pencobaan menempa hidup beriman, mengasah kepedulian kita akan kehendak Allah, mengikis egois yang kerap menggoda kehidupan kita. Hanya dengan tunduk di bawah tangan kuasa Allah, maka pencobaan menjadi batu loncatan agar iman kita lebih maju lagi.

Siapa yang ingin mengalami penderitaan? Tentu tak ada seorang pun yang menginginkannya bukan ? Tapi bila kita harus mengalaminya tentu suka atau tidak suka kita harus menjalaninya. Contohnya, pencobaan yang saya alami. Waktu itu, saya membeli telur sekilo. Tanpa disangka, uang kembalian yang diberikan penjualnya kelebihan tiga puluh tujuh ribu rupiah. Kebetulan nih, soalnya saat itu saya memang tak punya uang. Sepanjang jalan saya senang karena mendapat uang kaget. Saking gembiranya, saya tidak memperhatikan kalau saya melanggar rambu lalu lintas. . Karuan saja saya ditilang pak Polisi dan didenda tiga puluh ribu. Ya… inikah teguran Tuhan, karena saya telah mengambil yang bukan milik saya. Akhirnya dengan rasa malu saya kembali ke penjual telur dan mengembalikan uang kelebihannya. Terima kasih, Tuhan atas teguranMu.

Bila cobaan mendera kita, obat satu-satunya yang sangat afdol adalah datang kepada Tuhan Yesus. Tetaplah terus menjalin hubungan dengan Tuhan melalui doa, mohonkan kekuatan agar iman kita tetap teguh. Ingat! Cobaan yang kita hadapi tidak melebihi kekuatan kita. Tuhan tahu kekuatan kita terbatas. Maka bila kita mohonkan kepadaNya maka Allah yang berkuasa memberikan bonus kekuatan. Pastilah sesudah melewati cobaan kita akan mengalami damai sejahtera dari Tuhan.

Bila kita menyadari keterbatasan kita dan mengakui “ aku manusia lemah “ saat itu kita akan mengalami “ kekuatan ekstra “ dari Tuhan. Sehingga menjadikan pencobaan itu memacu kita lebih setia lagi mengikut Dia. Lebih mengasihi Dia lagi… lebih… dan lebih setia.