Lagu ‘Pelangi Sehabis Hujan’ mengingatkan saya akan kisah perjanjian antara Allah dengan Nuh, yaitu bahwa Tuhan tidak akan memusnahkan manusia lagi dengan air bah. Tanda perjanjian itu adalah busur Tuhan yang ditaruh di atas awan.
Dalam kehidupan kadang-kadang kita mengalami situasi ‘banjir’, misal oleh karena sakit penyakit. Dalam penderitaan, kita menengadah ke langit, mencari ‘busur Tuhan’ yang melambangkan kasih setia-Nya, tetapi langit tertutup oleh kabut yang pekat dan awan yang tebal. Kita tidak dapat lagi melihat lambang kasih setia Tuhan itu seolah-olah kita tidak lagi mengalami kasih setia-Nya.
Sebetulnya kabut yang pekat dan awan yang tebal tadi adalah dosa-dosa kita, yaitu ketidakpercayaan kita, kekhawatiran dan ketakutan yang menguasai hidup kita, pelanggaran-pelanggaran kita dan akar kepahitan yang ada di dalam hidup kita.
Oleh karena itu, marilah kita datang kepada Tuhan, mengakui dosa-dosa kita dihadapan-Nya. Dia adalah Allah yang setia dan akan mengampuni dosa-dosa kita (I Yohanes 1:9). Ketika itulah kabut yang pekat dan awan yang tebal akan tersibak dan lihatlah “Busur Tuhan” di awan. Ketika itulah kita akan merasakan jamahan tangan kasih Tuhan yang memulihkan.
Ingatlah nasihat Paulus kepada jemaat di Roma, seperti yang kita baca tadi bahwa segala sesuatu tidak akan dapat memisahkan kita dengan kasih Allah, dengan janji-Nya yang teguh dalam Kristus Yesus Tuhan kita, selama kita masih setia memegang keyakinan iman kita kepada-Nya. Ingatlah juga akan janji penyertaan Tuhan Yesus kepada kita, “Aku akan menyertai engkau sampai selama-lamanya” (Matius 20:20b).
Dalam kesulitan kita, dalam penderitaan kita, mari kita datang kepada Tuhan Yesus. Dia menunggu kita dengan tangan terulur “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).
Untuk menghayati kasih Allah yang teguh mari kita resapi dan pujikan lagu ciptaan Yonathan Prawira di bawah ini.
‘Pelangi Sehabis Hujan’
Jalan hidupku tak selalu,
tanpa kabut yang pekat
Namun kasihMu nyata padaku,
pada waktuMu yang tepat
Refrein: Seperti pelangi sehabis hujan
Itulah janji setiaMu Tuhan
Dibalik duka’ku, telah menanti
Harta yang tak ternilai dan abadi
Mungkin langitpun tak terlihat
Tertutup awan tebal
Namun hatiku ‘kan tetap kuat
Oleh janjiMu yang kekal
Kiranya Tuhan memberkati kita.