Jumat, 19 Desember 2008

Anak-anak yang Dipandang Rendah

Ada orang bilang, masa anak-anak adalah masa yang menyenangkan karena masih polos dan belum mempunyai beban pikiran. Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Jika kita tengok di simpang empat jalan atau di stasiun kereta api, kita akan mendapati anak-anak yang tidak bisa menikmati masa anak-anaknya. Mereka dikenal sebagai anak-anak kalanan. Ada yang terpaksa menggelandang karena tekanan ekonomi, ada pula yang kabur dari rumah karena tidak tahan mendapat siksaan orang tua.
Dari cerita mereka, kehidupan jalanan sungguh keras. Mereka yang mengais-kais makanan dengan menjadi pengamen atau pengasong itu harus selalu waspada dari kejaran petugas Tramtib. Jika tertangkap, maka siksaan fisik yang diterimanya. Mereka juga sering mendapat perlakuan seksual yang menyimpang. Itulah sebabnya, anak-anak jalanan sangat potensial tertular Penyakit Menulasr Seksual (PMS) dan HIV-AIDS. Dari cerita aktivis LSM, anak-anak jalanan sering kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak karena mereka tidak mempunyai KTP. Tanpa KTP, jangan harap akan dilayani.
Dalam ayat nats malam ini, Tuhan mengingatkan supaya kita jangan meremehkan anak-anak. Sudahkah kita menghargai anak-anak? Bagaimana perhatian gereja Anda pada komisi Sekolah Minggu atau pelayanan anak-anak lainnya? Apakah dana dan fasilitas yang disediakan sudah memadai? Selain itu, di luar sana juga masih banyak anak-anak yang dipandang rendah oleh masyarakat dan negara. Apakah Anda akan ikut-ikutan memandang rendah mereka atau justru bersedia menjadi “malaikat” mereka?

BAPA DI SORGA TIDAK INGIN SATU ANAK PUN YANG HILANG